Judul : REVIEW : THE CABIN IN THE WOODS
link : REVIEW : THE CABIN IN THE WOODS
REVIEW : THE CABIN IN THE WOODS
"Ok, I'm drawing a line in the fucking sand. Do NOT read the Latin!" - Marty
Akhirnya, film yang paling saya tunggu-tunggu di tahun ini dilepas juga dari gudang oleh 21 Cineplex setelah berbulan-bulan lamanya tertahan tanpa ada kejelasan yang menyebabkan ratusan (atau bahkan ribuan?) ‘Jamaah Kabiniyah’ menggalau di Twitter selama kurang lebih empat bulan. Saat pihak yang berwenang merilis info seputar jadwal tayang The Cabin in the Woods, sontak kicauan penuh kegembiraan menyeruak di linimasa. Tidak hanya sehari, tapi berhari-hari, hingga tulisan ini diturunkan pun, gegap gempita masih belum sirna. Rasanya seperti seseorang yang mengalami mulas-mulas, bolak balik ke toilet, namun yang diharapkan ‘nongol’ tidak kunjung datang. Setelah berhari-hari menahan, akhirnya tiba suatu hari dimana orang tersebut berhasil ‘mbrojolkan’ apa yang selama ini tertahan. Kepuasan tiada tara. Sebentar, hmmm... analogi saya kok terlalu ekstrim dan rada tidak nyambung ya? Haha, biarkan saja, para pembaca budiman. Inilah racauan dari seorang pecinta film yang terlalu bahagia menyambut kedatangan The Cabin in the Woods, sekalipun baru ditayangkan untuk pertunjukkan tengah malam saja.
Penantian panjang, digantung selama berbulan-bulan, terbayarkan dengan lunas dalam semalam. Saya rela menempuh perjalanan darat selama setengah jam, menembus udara malam yang dingin, melawan dengan susah payah rasa kantuk dan lapar yang menolak untuk diajak berkompromi hanya demi sebuah kabin di tengah hutan. Dan saya sama sekali tidak menyesali perjuangan itu setelah melihat hasil akhirnya. Apabila saya memiliki lebih dari empat jempol (kaki masuk dalam hitungan ya!), maka saya akan acungkan semuanya untuk film garapan Drew Goddard ini. Bahkan, saya berani menjamin, film ini akan menempati posisi yang tinggi di daftar ‘Film Terbaik Versi Cinetariz’ tahun depan. Terdengar terlalu berlebihan? Mungkin saja. Akan tetapi, saya cukup yakin, Anda akan sependapat dengan saya terlebih jika Anda mengaku sebagai fans garis keras dari genre horror. Ini adalah sebuah pesta yang dirancang sedemikian rupa oleh Drew Goddard dan Joss Whedon khusus untuk Anda, para pecinta film, terutama pecinta film horror. Tinggalkan apa yang disebut logika di luar gedung bioskop, dan nikmati saja segala kegilaan hasil buah pikiran Goddard dan Whedon yang maha sinting selama 95 menit ini.
Kesulitan terbesar dalam mengulas The Cabin in the Woods adalah menghindarkan Anda, para pembaca yang budiman, dari spoiler. Kuncinya, semakin sedikit Anda tahu, semakin bagus. Sekecil apapun informasi yang disebar perihal plot film ini berpotensi merusak kenikmatan Anda dalam menikmati film secara keseluruhan. Apakah Anda masih ingat bagaimana media memberikan peringatan ‘Jangan Dengarkan Ending Cerita Film Ini!’ di iklan film The Sixth Sense tiga belas tahun silam? Ini saat yang tepat untuk mengulang hal tersebut. Tapi untuk sekali ini, tidak hanya berlaku untuk akhir cerita, tapi sinopsis lengkap The Cabin in the Woods. Saya rangkumkan intisari dari film ini. Secara garis besar, kabin bertutur tentang lima sekawan yang terdiri dari Dana si perawan (Kristen Connolly), Curt si atlit (Chris Hemsworth), Holden si pintar (Jesse Williams), Jules si seksi (Anna Hutchison), dan Marty si bodoh (Fran Kranz), yang berlibur ke sebuah kabin di hutan. Sebelum mereka mencapai kabin terpencil tersebut, van berhenti sejenak di pom bensin yang terlantar. Dari sini, Anda sudah menduga bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan lokasi tujuan mereka. Benar saja, belum sempat mereka berpesta pora semalam suntuk, teror datang menghampiri, mengancam nyawa kelima remaja ini.
Sekumpulan remaja berlibur di tempat terpencil, pembunuh berdarah dingin berbentuk manusia atau makhluk lain ikutan nimbrung dan menggila, satu persatu dari remaja tersebut meregang nyawa dengan si cantik atau si tampan yang menjadi korban pertama, dan hanya satu yang berhasil keluar dari medan tempur dengan selamat. Klise. Anda yang kerap bergumul dengan film-film horror tentunya sudah hafal betul alur semacam ini. Berulang kali digunakan, hanya bongkar pasang pemain saja. Lantas, dengan jalan cerita yang kelewat umum semacam ini, apa yang membuat The Cabin in the Woods menonjol dan layak untuk mendapat apresiasi lebih? Jika Anda sudah terlanjur skeptis, maka saya perlu mengingatkan kembali, saya hanya menceritakan isi film ini secara garis besar. Itu artinya, Anda hanya mengetahui sebagian kecil dari film ini. Goddard dan Whedon tidak sesederhana itu dalam bertutur. Sesuai dengan tagline yang diusung, ‘you think you know the story’. Saran saya, think twice, baby! Setelah saya menyaksikan sendiri apa yang tersaji di layar, nyaris semuanya berbeda dengan apa yang saya pikirkan. Duo edan ini telah mengaduk-aduk pikiran saya. Mereka telah menciptakan sebuah film horor yang luar biasa cerdas!
Selain mengetahui serba sedikit mengenai isi film ini, akan lebih yahud jika Anda membekali diri dengan referensi film horor serta pop culture yang lumayan banyak. Dua hal inilah yang menjadi sasaran utama dari Goddard dan Whedon. Berhubung The Cabin in the Woods selesai diproduksi pada tahun 2009 (karena satu dan lain hal film ini terpaksa ditunda penayangannya), maka bisa dimaklumi jika ada satu dua ‘berita terpanas’ yang terlewatkan dan telah kita saksikan dalam Scream 4. Akan tetapi, ini tak menghalangi Kabin untuk menjadi sebuah film yang mencengangkan. Agaknya sudah bertahun-tahun lamanya saya tidak menemukan sebuah film horor segokil, sekeren, dan secerdas ini. Saya ingin bertanya kepada Anda, kapankah terakhir kali Anda bersenang-senang, berteriak ketakutan, dan melontarkan ‘Watdefak!’ berulang kali tatkala menyaksikan sebuah film seram di bioskop? The Cabin in the Woods mengobati kerinduan saya akan film horor yang tidak hanya membuat saya terlonjak dari kursi bioskop dan berteriak sekencang mungkin, tetapi juga terpana dengan kisah yang disajikan. Duo maut yang pernah menghasilkan Buffy the Vampire Slayer dan Angel ini mengemas karya mereka ini dengan teror klasik yang mencekam, penuh darah yang muncrat kesana kemari, dialog berselera humor tinggi, beberapa sentilan yang menancap di hati serta alur yang sulit ditebak. Dengan adegan pembuka yang tidak biasa, The Cabin in the Woods pun ditutup dengan memuaskan. 20 menit terakhir film ini penuh dengan kegilaan. Pesta penghormatan terhadap film-film horor oleh Drew Goddard dan Joss Whedon ini sungguh mengasyikkan dan sulit untuk dilupakan.
Outstanding
Demikianlah Artikel REVIEW : THE CABIN IN THE WOODS
Sekianlah artikel REVIEW : THE CABIN IN THE WOODS kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel REVIEW : THE CABIN IN THE WOODS dengan alamat link https://dutafilm21.blogspot.com/2012/08/review-cabin-in-woods.html
0 Response to "REVIEW : THE CABIN IN THE WOODS"
Post a Comment